Komisi III DPRD Kota Denpasar Dorong Sinergi OPD Sukseskan Program Kerja
Komisi III DPRD Kota Denpasar menggelar rapat kerja (raker) bersama Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Dinas Koperasi UMKM Kota Denpasar. Raker yang berlangsung Senin (4/11/2024) membahas program kerja tahun 2024-2025.
Ketua Komisi III, I Wayan Suadi Putra, saat membuka rapat menyampaikan, raker perdana ini merupakan tahap awal untuk menjalin komunikasi dengan jajaran dinas terkait. Selain dihadiri para anggota Komisi III dan pimpinan keempat dinas, raker ini juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra dan Made Oka Cahyadi Wiguna.
Kadis Pertanian, AA Gde Bayu Brahmasta, dalam paparannya menyampaikan, masalah alih fungsi lahan pertanian menjadi tantangan di Kota Denpasar. Saat ini Denpasar masih memiliki sawah seluas 1.680 hektare. Di mana 900 hektare di antaranya sudah ditetapkan sebagai Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B).
Selain alih fungsi lahan, regenerasi petani juga menjadi masalah. “Saat ini kami mulai mengembangkan sektor hortikultura yang memiliki nilai keuntungan 15 kali lipat daripada padi. Juga mengedepankan pertanian presisi, yang efektif dan efisien,” ujar Gung Bayu.
Kadis Perikanan dan Ketahanan Pangan, Ida Bagus Mayun Suryawangsa, menyampaikan, saat ini terdapat 25 kelompok nelayan dan 7 pokmaswas serta 60 kelompok pembudidaya ikan. Ia mengungkapkan, hasil produksi ikan di Kota Denpasar baru mencapai 4 ton per hari atau 50 persen dari total kebutuhan ikan yang mencapai 8 ton. Karenanya, harus mendatangkan pasokan ikan dari luar Denpasar.
Terkait ketahanan pangan, Gus Mayun menjelaskan, produksi tanaman pangan di Kota Denpasar hanya mampu memenuhi sekitar 18-20 persen dari total kebutuhan. Sisanya didatangkan dari kabupaten lain di Bali dan juga Banyuwangi, Jawa Timur. Namun demikian, dia menegaskan selama ini pasokan pangan mencukupi.
Kadis Koperasi UMKM, I Dewa Made Agung, mengatakan, pihaknya mendorong koperasi mulai mengadopsi teknologi digital agar anak muda tertarik dengan koperasi. Pihaknya juga memperkenalkan branding GenSi (Generasi Koperasi) sebagai duta koperasi di kalangan muda. Pemkot Denpasar bakal kembali membangkitkan program Wirausaha Muda Denpasar (WMD) mulai tahun 2025. “Kita juga memiliki Inkubator Bisnis Pusaka Denpasar Collab, yang bertujuan untuk pengembangan, pendidikan, pelatihan dan pendampingan UMKM,” ujarnya.
Sementara itu, Kadisperindag melalui Sekretaris Disperindag, I Gusti Ayu Sindu Utami, memaparkan sejumlah program yang telah dilakukan seperti pelatihan desain, aneka industri hingga ekspor-impor. Disampaikan pula, kegiatan pengendalian harga dan stok bahan pangan dan pasar murah akan terus berlanjut. Disperindag juga rutin monitoring harga setiap hari Senin dan Kamis di pasar-pasar.
Menanggapi paparan OPD tersebut, Wakil Ketua DPRD Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, mengapresiasi upaya penyelamatan sawah oleh Pemkot Denpasar. Namun, ia meminta agar dinas terkait dapat saling berkoordinasi agar aliran irigasi untuk lahan pertanian tetap terjaga di tengah maraknya alih fungsi lahan. “Kalau tidak ada air, tentu subak tidak akan bertahan,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan Anggota Komisi III, Agus Wirajaya. Ia mengatakan, alih fungsi lahan pertanian di Denpasar menjadi perumahan tidak terlepas dari dampak pertumbuhan pariwisata di Kabupaten Badung. “Jadi, mereka banyak tinggal di Denpasar, tapi kerjanya di Badung. Otomatis alih fungsi lahan jadi kos-kosan atau perumahan tidak terhindarkan. Kadang developer mengabaikan aliran irigasi. Perlu koordinasi beberapa dinas,” katanya.
Wakil Ketua DPRD, Made Oka Cahyadi Wiguna, meminta Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan lebih masif mengkampanyekan olahan pangan dari umbi maupun sayuran. Sehingga kebutuhan pangan beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) anak-anak Denpasar dapat terpenuhi. Ia juga mendukung upaya untuk mendekatkan koperasi dengan anak-anak muda.
Anggota Komisi III lainnya, Nyoman Kari Santika, menyoroti keberadaan koperasi yang tidak sehat. Banyak orang menyimpan uang di koperasi, tetapi tidak bisa menariknya kembali. Bahkan, ada yang berujung pelaporan ke kepolisian. Diharapkan pengawasan lebih ketat lagi. “Perlu ada regulasi yang kuat. Biar tidak gampang bikin koperasi, tetapi ternyata dalam perjalanan bermasalah,” tegasnya.
Dukungan untuk meningkatkan partisipasi anak muda dalam perkoperasian juga disampaikan Anggota Komisi III, Putu Melati Purbaningrat. Dia mengusulkan agar pendekatan kekinian dengan sentuhan teknologi digital lebih banyak dilakukan. “Anak muda tidak mau ribet,” imbuhnya.
Anggota Komisi III, I Gede Tommy Sumertha, mendorong Dinas Pertanian menggalakan konsep pertanian perkotaan atau urban farming di tengah semakin terbatasnya lahan pertanian. Dengan hal itu, ruang tutupan hijau pun bisa tercover. “Itu urgen sekali. Ketika pertanian perkotaan dapat dimaksimalkan, itu bisa meningkatkan ketahanan pangan kita,” ujarnya.
Menutup raker, Suadi Putra mengingatkan, selama empat dinas tersebut menjalankan program sendiri-sendiri selama itu pula target tidak akan tercapai. Karena itu, dia meminta agar ada sinergitas dari keempat OPD tersebut dengan integrasi sistem dalam menjalankan program-programnya. “Semua ada kaitannya. Kalau bersinergi dan terintegrasi, hasilnya akan maksimal,” pungkasnya.
Sumber : Media Pos Bali